Selasa, 27 Januari 2009

Wacana

MELIHAT PETA KEKUATAN POLITIK DAN KETOKOHAN
DIPROVINSI JAMBI UNTUK PEMILU 2009
(Suatu Gambaran Awal)
Oleh : Donny Pasaribu
Caleg DPRD Provinsi Jambi Dapil Kota dari PDK



PETA POLITIK PARPOL HASIL PEMILU 2004

Peta kekuatan politik Provinsi Jambi berdasarkan hasil Pemilu Legislatif pada tahun 2004 di menangkan oleh Partai Golkar dengan jumlah suara 316,039 (24,73%) dari jumlah total suara sah sebanyak 1,278,080 suara. Diikuti PAN pada peringkat kedua dengan jumlah suara 224,825 (17.59%), peringkat ketiga PDIP dengan jumlah suara 142,588 (11.16%). Sebagai perbandingan di peringkat tiga besar pada Pemilu 1999 adalah PDIP, GOLKAR dan PPP, sementara saat itu berada di peringkat 5 besar. Dengan terpilihnya Ketua Umum PAN Drs. Zulkifli Nurdin pada Pilkada 1999 maka pada 2004 PAN berhasil menduduki peringkat kedua. Sementara PDIP turun pada peringkat ketiga hal ini dikarenakan kekecewaan konstituennya yang melepas peluang besar kader PDIP untuk menjadi Gubernur Jambi pada tahun 1999 dimana pada waktu itu PDIP menjadi partai pemenang Pemilu di Provinsi Jambi.

Pada Pemilu Legislatif 2004 di Provinsi Jambi peringkat ke 4-7 adalah PPP dengan jumlah suara 74,388 (5.82%), Partai Demokrat dengan jumlah suara 73,824 (5.78%), PKS dengan jumlah suara 68,846 (5.39%) dan PKB dengan jumlah suara 64,503 (5.05%). Keempat partai ini memiliki jumlah suara yang berimbang dengan perolehan suara rata-rata 5%. Namun yang menarik adalah munculnya dua partai baru yaitu Partai Demokrat dan PKS. Partai Demokrat di Provinsi Jambi dipimpin oleh Sofyan Ali mantan Bupati Kab. Bungo yang akhirnya menjadi anggota DPR-RI 2004-2009. Selain itu praktis tidak ada tokoh populer di partai ini, tetapi diduga kemunculan partai ini dalam peringkat 5 besar adalah faktor kepopuleran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). PKS sebenarnya sudah dikenal oleh pemilih di Jambi pada Pemilu 1999 dengan Partai Keadilan, tetapi pada Pemilu 1999 PK belum dapat bersaing dengan 2 partai Islam yang sangat kuat di Jambi yaitu PPP dan PKB. Tetapi pada tahun 2004 PKS dapat mengungguli PKB walaupun dengan perbedaan suara yang tidak terlalu besar. Kekuatan PKS di Jambi adalah dengan dimotori oleh pengurus partai yang berusia muda kebanyakan diisi oleh mantan aktivis kampus pada organisasi kerohanian, yang baru menyelesaikan kuliah Sarjana.

Selain ketujuh partai di atas kekuatan partai politik Jambi hasil Pemilu 2004, ada Partai PKPB yang identik dengan Partai Soeharto, partai ini mendapat jumlah suara yang cukup lumayan yaitu sebesar 57,573 (4.50%), partai ini mempunyai 2 (dua) kabupaten sebagai basis suara yaitu di Kabupaten Merangin dan Kabupaten Muaro Jambi khususnya di Kecamatan yang berasal dari pemukiman transmigrasi. Selain 8 parpol ini yang memperoleh suara cukup signifikan, parpol lain peserta Pemilu 2004 di Provinsi Jambi hanya memperoleh suara rata-rata 1-2% dari total jumlah suara sah.

Kekuatan parpol di Provinsi Jambi, Pasca Pemilu 2004 sampai dengan 2008, jika dilihat dari hasil Pilkada Kabupaten masih di dominasi oleh Golkar dan PAN. Pada Pilkada Gubernur koalisi Golkar dan PAN memenangkan Zulkifli Nurdin (PAN) dan Antony Zedra Abidin (Golkar) sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur. Dominasi ini berlanjut pada pilkada Bupati dimana koalisi PAN dan GOLKAR telah memenangkan pilkada di 3 kabupaten dalam 3 tahun terakhir yaitu di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Muara Jambi, Kabupaten Sarolangun. Tetapi koalisi ini gagal untuk memenangkan pilkada di Kabupaten Batanghari. Di Kabupaten ini yang memenangkan Pilkada adalah koalisi PKB dan PDIP. Untuk pilkada kabupaten/ kota di tahun 2008 koalisi dua partai pemenang Pemilu 2004 di Prov. Jambi ini masih menjadi kekuatan yang signifikan, namun kenyataannya dipilkada Kota kedua partai ini tidak melakukan koalisi dan akhirnya dimenangkan oleh Koalisi PAN dan beberapa partai lainnya, untuk kabupaten Merangin juga dimenangkan oleh Koalisi PAN dengan beberapa partai lainnya. Sementara itu hal menarik terjadi di kabupaten Kerinci dimana calon bupati dari calon independent berhasil masuk ke putaran kedua dan dominasi partai – partai besar seperti PAN dan Golkar justru menoreh kegagalan.

Di tingkat nasional Provinsi Jambi menempatkan 7 (tujuh) orang anggota DPR RI yang terdiri : PDIP ( 1 orang), PPP (1 org), PAN (1 org), PKS (1 org), Partai Demokrat (1 org) dan Partai Golkar (2 org). Provinsi Jambi sendiri dibagi menjadi 6 Daerah Pemilihan untuk tingkat Provinsi dengan jumlah kursi DPR Provinsi sebanyak 45 kursi. Masing-masing Dapil terbagi atas Jambi 1 (Kota Jambi) 8 kursi, Jambi 2 (Kab. Batanghari & Ma. Jambi) 8 kursi, Jambi 3 (Kab. Merangin & Sarolangun) 8 kursi, Jambi 4 (Kab. Kerinci) 5 kursi, Jambi 5 (Kab. Bungo & Tebo) 8 Kursi, Jambi 6 (Kab.Tanjab Barat & Tanjab Timur) 8 Kursi.

KEKUATAN TOKOH POLITIK DI JAMBI TAHUN 2009

Adanya dominasi dua partai ini yaitu PAN dan Golkar yang dimotori oleh dua orang tokoh politik yang cukup berpengaruh di Jambi yaitu Zulkifli Nurdin sebagai Ketua Umum PAN sementara di Golkar masih didominasi oleh Keluarga Manaf tentu tetap menjadi perhatian khusus beberapa partai peserta pemilu lainnya. Hal ini tentu cukup beralasan dikarenakan kedua tokoh politik Jambi tersebut akan melakukan segala daya upaya dalam memenangkan partainya masing- masing karena dapat diyakini bahwa ini merupakan pertaruhan dua keluarga besar yang cukup terpandang di Provinsi Jambi, walaupun sementara pertarungan ini sedang dimenangkan oleh PAN melalui Pilwako baru- baru ini.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh beberapa Koalisi LSM Jambi pada oktober 2008 yang lalu, eksistensi dua tokoh keluarga yang akan ikut dalam Pemilu 2009 mendapatkan tantangan dari beberapa tokoh Jambi lainnya yaitu Drs. H. Usman ermulan, MM mantan Bupati Tanjabarat yang juga mantan Calon Gubernur pada Pilgub 2005 yang saat ini menjadi Ketua Umum Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Provinsi Jambi serta Drs. H.M. Madel yang merupakan mantan Bupati Sarolangun serta tokoh birokrat handal di era Gubernur Drs. H. Abdurrahman Sayoeti dengan kendaraan juga dari Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) dimana yang bersangkutan juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PDK ditingkat Provinsi Jambi. Dua tokoh yang bergabung di satu partai ini terlihat merupakan kekuatan baru yang cukup menjanjikan dengan tawaran perbaikan sistem pemerintahan yang bersih dan efisien. Kedua tokoh ini juga dipandang sebagai representasi tokoh Jambi wilayah barat dan tokoh Jambi wilayah Timur, namun semua tergantung kepada masyarakat Jambi yang akan menentukan pilihannya pada Pemilu 2009 yang akan datang. Tokoh ini diprediksi masih akan menjadi kandidat Gubernur Jambi 2010.
Selain tokoh- tokoh yang telah disebutkan diatas, maka belum terlihat adanya kecenderungan beberapa partai baru untuk dapat menjual tokoh partai dalam upaya pemenangan pemilu 2009 yang akan datang, partai- partai lain cenderung akan menjual para politisi lokal yang cukup berpengaruh diwilayah daerah pemilihannya masing- masing. Katakanlah seperti Partai HANURA diprediksi akan memiliki peluang yang cukup signifikan di Kabupaten Bungo, Tebo dan Kerinci karena ada tokoh- tokoh seperti Yopi Muthalib yang merupakan anak dari Drs. Abdul Muthalib mantan Bupati Bungo Tebo dan Istri dari Fauzi Siin yang akan bertarung di Kerinci. Sementara itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menjual Cici Halimah Syafrial yang merupakan istri dari Bupati Tanjab barat saat ini diwilayah kabupaten Tanjabarat, diwilayah ini pertarungan sengit diprediksi akan terjadi antara PDIP dan PDK (Kekuatan Syafrial melawan Kekuatan Usman ermulan yang cukup mengakar di Tanjabarat).

Maka pertarungan berbagai partai politik pada pemilu 2009 yang akan datang cukup menarik untuk diikuti karena semua partai akan berupaya semaksimal mungkin untuk memnangkan Pemilu 2009 tersebut untuk menghindari tidak ikutsertanya parpol pada pemilu 2014 yang akan datang apabila tidak memenuhi 2,5 % kuota kursi di DPR-RI.

Kembali disini kejelian masyarakat dipertaruhkan untuk benar- benar mampu dan kritis dalam memilih para calon legislator yang mumpuni agar kekecewaan masyarakat setiap selesainya pesta demokrasi tidak selalu berulang dengan berbagai alasan apalagi dalam menyikapi politik uang yang mungkin akan terjadi, yang perlu diingat bahwa 3 menit di bilik suara kembali akan menentukan masa depan bangsa dan daerah ini kedepan. (*)

Tidak ada komentar: